Rabu, 16 Juni 2010

Sange Tebat, Teluk Keramat, Sambas

Sange Tebat merupakan salah satu nama desa di Kecamatan Teluk Keramat, Kabupaten Sambas. Dilihat dari namanya, berdasarkan cerita rakyat setempat, nama Sange Tebat merupakan nama yang mewakili posisi dari desa ini. Sange merupakan nama dari sebuah sungai yang mengalir tepat di tengah-tengah desa ini, sementara itu, Tebat dalam bahasa Melayu setempat berarti hulu dari sebuah sungai. Jadi, jika diterjemahkan secara langsung, Sange Tebat mungkin berarti Desa yang Terdapat di Hulu Sungai Sange.

Jika ditinjau dari nama-nama desa di sepanjang Sungai Sange, Sange Tebat bukanlah satu-satunya Desa yang namanya berawalan kata Sange. Ada sekitar 7 wilayah yang memiliki nama asli dengan berawalan Sange, yaitu Sange Mangge, Sange Bakau, Sange Kelampai, Sange Duyung, Sange Kaliampuk, Sange Bindang, dan tentu saja Sange Tebat. Empat Sange yang namanya tersebut terakhir, yaitu Sange Duyung, Sange Kaliampuk, Sange Bindang, dan Sange Tebat itu sendiri, merupakan bagian yang secara administratif digabung dengan Desa Sange Tebat.

Desa Sange Tebat berjarak kira-kira 15 kilometer dari kota kecamatan Teluk Keramat, Sekura. Jarak itu bisa ditempuh selama 30 menit dengan sepeda motor, dan berjarak 3 kilometer dari jalan beraspal terdekat.

Pada tahun 2008, diperkirakan Desa Sange Tebat memiliki sekitar 4350 jiwa penduduk, dan juga menempatkannya menjadi wilayah terpadat penduduknya di wilayah Daerah Aliran Sungai Sange. Penduduk di Desa Sange Tebat sebagian besar merupakan Suku Melayu (93%), yang bertutur Bahasa Melayu dialek DAS Sange (karena dalam beberapa hal berbeda dengan Bahasa Melayu dialek Sambas), diikuti Suku Jawa (5 %) dan suku bangsa lain (2 %).

Dalam bidang pendidikan, Desa Sange Tebat patut berbangga karena menjadi tempat berdirinya SMP Negeri 8 Teluk Keramat, yang juga lagi-lagi, merupakan satu-satunya Sekolah Menengah Pertama yang berada di DAS Sange. Di Desa Sange Tebat juga berdiri 3 SD Negeri, yaitu SD Negeri 13 Sange Tebat, SD Negeri 14 Sange Kaliampuk, dan yang terakhir adalah SD Negeri 23 Sange Duyung.

Salah satu masalah yang dihadapi desa ini adalah di Desa Sange Tebat belumlah memiliki jalan dengan status beraspal. Semua jalan di sepanjang Desa ini baru berupa jalan rabat beton yang kekuatannya sangat diragukan. Berhubung tingginya mobilitas dan jumlah penduduk pengguna jalan, tidak pelak lagi jalan rabat beton yang merupakan proyek pemerintah, dalam satu bulan saja sudah mengalami rusak berat. Tidak heran jika musim penghujan, jalanan Desa Sange Tebat berubah jadi kubangan lumpur, sehingga terus-menerus menghambat kegiatan masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar